Wanita itu meninggal pada Oktober dan menarik perhatian pihak berwenang ketika pria memanggil layanan darurat. Demikian menurut laporan dari koran lokal Vasterbottens-Kuriren seperti dikutip Thelocal, Senin (28/1/2013).
Ketika ambulans tiba, petugas menemukan wanita itu sadar dan tak mampu bernapa sendiri. Dia dilarikan ke rumah sakit dan wanita itu sempat masuk ruang perawatan intensif selama beberapa hari sebelum dinyatakan meninggal.
Pria itu kini didakwa karena melakukan penyerangan dan pembunuhan setelah wanita itu diketahui mengalami luka-luka gara-gara bertahan dalam permainan seks sadomasokis.
Sadomasokis merupakan menerima atau memberi kenikmatan seksual dengan tindakan yang melibatkan penyiksaan. Biasanya sadomasokis dikenal dengan S&M.
Menurut laporan ahli patologi ini, wanita itu dipukul setidaknya 123 kali dengan dayung selama memainkan perannya, mempertahankan luka di seluruh tubuhnya. Telah disimpulkan, tidak hanya pukulan yang menyebabkan kematian wanita itu. Pasangan itu ternyata mengonsumsi ethylphenidate, psychostimulant mirip dengan kokain.
Jaksa Asa Jonsson mengatakan, kalau ia percaya penyebab kematian wanita itu adalah sesak napas yang disebabkan oleh terhambatnya saluran udara dengan kondom yang mengandung stoking nilon.
Wanita itu sebelumnya menjadi siswa pertukaran di Umea yang bertemu dengan pria Swedia berusia 31 tahun. Pasangan itu terus berhubungan melalui Skype dan pria itu mengunjunginya di Swedia.
Menurut Vasterbottens-Kuriren, pada pertengahan Oktober, wanita tersebut bertemu dengan pria yang ia anggap sebagai kekasihnya. Dan sembilan hari kemudian ia tewas.
Sidang dijadwalkan mulai bulan depan dan beberapa saksi akan memberikan keterangannya.